Kehamilan Yang Beresiko

KEHAMILAN YANG BERESIKO


Kehamilan merupakan suatu anugrah bagi seorang wanita. Kehamilan juga salah satu fase alamiah yang akan dilewati wanita pada umumnya. Karena keistimewaan tersebut, seorang wanita perlu memperhatikan apa saja yang menjadi perhatian khusus selama kehamilan.

Perlu diketahui kehamilan sendiri merupakan proses yang beresiko sehingga dengan hamil saja, seorang wanita sudah mendapat resiko tambahan dalam hidupnya. Akan banyak sekali keluhan yang bersifat fisiologis atau normal yang akan terjadi selama kehamilan seperti adanya mual, muntah, sulit makan, penurunan berat badan diawal trimester 1, sulit tidur, nyeri pinggang bagian bawah ketika mencapai trimester akhir, dan masih banyak lagi.
Lantas, bagaimana dengan wanita yang memang memiliki resiko sebelum dan selama kehamilan? Apakah wanita yang memiliki risiko dapat mengalami risiko tambahan selama kehamilan? Sebelum memahami hal-hal tersebut, wajib bagi kita mengenali apa saja faktor risiko kehamilan atau faktor-faktor yang menjadikan kehamilan lebih berisiko bagi seorang wanita.

Faktor Resiko Kehamilan

Faktor resiko kehamilan antara lain, hamil dengan usia yang terlalu muda, usia ketika hamil yang terlalu tua, jarak kehamilan saat ini dengan persalinan sebelumnya < 2 tahun, memiliki anak > 4 orang, tinggi badan < 145 cm, pernah mengalami keguguran, pernah melahirkan dengan tenaga bantuan (dengan vacuum atau ibu pernah mengalami transfusi sebelum, selama, dan setelah bersalin), pernah melahirkan dengan operasi sesar, memiliki penyakit selama kehamilan (anemia, malaria, TBC, dst) memiliki riwayat kejang, riwayat persalinan kembar, riwayat hamil air, riwayat hamil lebih dari waktu perkiraan lahir, riwayat persalinan prematur, letak bayi sungsang, letak bayi melintang, dan sebagainya.

Salah satu hal yang wajib menjadi perhatian adalah usia saat hamil, karena usia menjadi salah satu penentu kesejahteraan ibu selama kehamilan berlangsung.

   Baca Juga : Trend mode monokrom2020

Usia reproduksi yang sehat pada wanita memiliki batas, yakni usia 20-35 tahun. Usia ini dianggap usia yang matang dan minim resiko selama kehamilan. Usia beresiko untuk hamil antara lain usia < 16 tahun dan > 35 tahun.

Resiko Yang Dihadapi Antara Lain

Pada usia yang terlalu muda untuk hamil atau usia < 16 tahun resiko yang paling mungkin terjadi antara lain :

1. Resiko bayi lahir belum cukup umur karena ibu belum siap dan cukup terampil dalam perawatan diri selama kehamilan

2. Resiko perdarahan sebelum bayi lahir

3. Resiko perdarahan setelah bayi lahir

4. Ibu tidak cukup siap secara psikologis dalam menerima kehamilan dan perannya sebagai calon ibu sehingga kemungkinan terjadi depresi paska bersalin semakin besar

Berbeda dengan resiko yang dihadapi oleh ibu dengan usia kehamilan yang terlalu muda, ibu dengan usia yang terlalu tua atau usia < 35 tahun memiliki resiko :

1. Mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi selama kehamilan

2. Kejang selama hamil hingga bersalin dan nifas (pre eklampsia atau eklampsia)

3. Ketuban pecah dini

4. Persalinan tidak lancar/macet. Bisa karena ibu meneran lebih dari 1 jam sehingga bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir

   Baca Juga : Mari berjualan online via internet

5. Berat badan bayi lahir rendah yakni > 2500 gram

6. Resiko perdarahan selama persalinan

Yang harus dilakukan ketika kehamilan sudah terlanjur terjadi pada usia beresiko :

1. Konsultasikan kondisi anda dengan bidan atau dokter spesialis kandungan

2. Pastikan seluruh informasi mengenai cara menjaga kehamilan yang sehat dan tindakan persalinan yang aman telah anda terima

3. Lakukan kunjungan kehamilan rutin

4. Kunjungan minimal selama hamil adalah empat kali (1. Kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3). Atau, anda bisa datang setiap 1 bulan sekali selama kehamilan. (Frekuensi kunjungan kehamilan hendaknya direncanakan dan dikonsultasikan antara keluarga dan petugas kesehatan).

5. Rencanakan persalinan yang aman dengan fasilitator kesehatan yang anda percayai (bidan atau dokter spesialis kandungan)

6. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, beragam, dan porsi yang cukup. (tidak ada pantangan makan untuk ibu hamil kecuali ibu memiliki alergi terhadap makanan tertentu)

7. Tetap beraktivitas yang cukup

8. Istirahat yang cukup (6-7 jam sehari)

   Baca Juga : Mengintip trend parfum dunia

Yang harus dilakukan untuk wanita yang ingin menikah atau sudah menikah dan ingin hamil untuk mengurangi resiko

1. Rencanakan waktu kehamilan dan diskusikan dengan keluarga dan petugas kesehatan

2. Rencanakan jarak kehamilan dan diskusikan dengan keluarga dan petugas kesehatan

3. Jagalah kesehatan dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, aktivitas cukup, dan istirahat yang cukup untuk menunjang kondisi anda ketika mempersiapkan kehamilan.

Menjadi seorang ibu merupakan naluri bagi setiap wanita, namun menjaga kesehatan diri selama hamil hingga nifas selesai merupakan kewajiban individu para calon ibu. Rencanakan kehamilan dan diskusikan dengan keluarga serta petugas kesehatan sehingga kehamilan, persalinan, dan nifas yang anda alami aman, bayi dan ibu sehat serta selamat.

   Baca Juga : (cip cron) Lamongan menembus dunia



Comments

Popular posts from this blog